Pengertian
Tes Diagnostik
Depdiknas (2007) mendefinisikan tes diagnostik sebagai
kegiatan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang muncul. Menurut para ahli,
seperti Zhao (2013), tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam berbagai mata pelajaran.
Suwarto (2014) menyatakan bahwa tes diagnostik bertujuan
mengetahui kelemahan atau miskonsepsi pada topik tertentu dalam pembelajaran
sehingga hasil tes ini memberikan masukan mengenai respon siswa untuk
memperbaiki kelemahan tersebut.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tes
diagnostik adalah alat untuk mengetahui secara tepat kelemahan dan kelebihan
siswa pada pelajaran atau topik tertentu. Hasil tes ini dapat digunakan guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran, sementara siswa dapat menggunakan
hasilnya untuk memperbaiki proses belajar mereka.
Tujuan
Tes Diagnostik
Secara umum, tujuan tes diagnostik adalah mengetahui
kelemahan dan kelebihan siswa dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan jenisnya,
tujuan tes diagnostik dapat dibedakan sebagai berikut:
Tujuan Tes Diagnostik Non-Kognitif:
- Mengetahui kesejahteraan psikologis dan sosial emosional
siswa.
- Mengetahui aktivitas belajar di rumah.
- Mengetahui kondisi keluarga siswa.
- Mengetahui latar belakang pergaulan siswa.
- Mengetahui gaya belajar, karakter, serta minat siswa.
Tujuan Tes Diagnostik Kognitif:
- Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa.
- Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi
rata-rata siswa.
- Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan bagi
siswa dengan kompetensi di bawah rata-rata.
Fungsi Tes Diagnostik
Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama: membantu
mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa dan merencanakan
tindakan lanjut untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi. Dalam
menyusun tes diagnostik, perlu diperhatikan format dan respon yang sesuai. Tes
ini harus dikembangkan berdasarkan analisis terhadap sumber kesulitan siswa dan
jenis soal yang diberikan harus mampu menangkap informasi secara lengkap.
Manfaat Tes Diagnostik
Manfaat bagi Guru:
Tes diagnostik membantu guru mengidentifikasi kelemahan,
kelebihan, atau masalah yang dialami siswa dalam mempelajari suatu topik atau
mata pelajaran. Dengan begitu, guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan
menentukan tindakan yang dapat membantu siswa belajar.
Manfaat bagi Siswa:
Tes diagnostik memberikan informasi kepada siswa mengenai
kelemahan, kelebihan, atau masalah yang dimiliki dalam belajar, sehingga siswa
dapat memperbaiki proses belajar mereka agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
Jenis-jenis Tes Diagnostik
Tes diagnostik terdiri dari dua jenis utama:
Tes Diagnostik Non-Kognitif:
Tes ini digunakan untuk mengetahui kondisi psikologis dan emosional siswa sebelum memulai pembelajaran. Tes ini juga dapat mengetahui aktivitas belajar siswa di rumah, kondisi keluarga dan pergaulan siswa, serta gaya belajar, karakter, dan minat siswa. Pelaksanaan tes ini terdiri dari tiga tahapan: persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Tes Diagnostik Kognitif:
Tes ini dilakukan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa
dalam topik sebuah mata pelajaran. Tes ini dapat dilakukan secara rutin saat
guru memperkenalkan topik pembelajaran baru atau setelah selesai menjelaskan
dan membahas sebuah topik. Pelaksanaan tes ini terdiri dari empat tahapan:
persiapan, pelaksanaan, diagnosis, dan tindak lanjut.
Langkah-langkah Pelaksanaan Tes Diagnostik
Pelaksanaan Tes Diagnostik Non-Kognitif:
Tahap persiapan:
- Guru menyiapkan alat bantu berupa gambar-gambar yang
mewakili emosi dan membuat daftar pertanyaan kunci mengenai aktivitas siswa.
Tahap pelaksanaan:
- Guru meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama
belajar di rumah dan menjelaskan aktivitasnya, baik secara langsung, tulisan,
atau gambar.
Tahap tindak lanjut:
- Guru mengidentifikasi kondisi psikologis dan emosional
siswa berdasarkan hasil tes dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil
untuk memperbaiki proses pembelajaran siswa.
Pelaksanaan Tes Diagnostik Kognitif:
Tahap persiapan:
- Guru membuat jadwal pelaksanaan tes dan mengidentifikasi
materi asesmen sesuai dengan Kompetensi Dasar yang telah disediakan oleh
Kemendikbud. Guru menyusun pertanyaan sederhana yang mencakup topik capaian
pembelajaran baru dan prasyarat siswa agar dapat mengikuti pembelajaran.
Tahap pelaksanaan:
- Siswa mengerjakan soal-soal tes yang telah dipersiapkan,
baik secara tatap muka maupun online.
Tahap diagnosis dan tindak lanjut:
- Guru mengolah hasil asesmen dengan membuat skor, menghitung rata-rata nilai siswa, dan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok berdasarkan nilai yang diperoleh untuk menentukan tindakan lanjutan yang diperlukan.
Contoh
Tes Diagnostik
Contoh Tes Diagnostik SMP:
Pada 20 Februari 2023, siswa kelas X SMP 11 mengikuti tes
diagnostik untuk mata pelajaran Matematika. Tes ini dilaksanakan mulai pukul
08.00 – 12.00 WIB dengan soal berbentuk uraian yang terdiri dari 10 soal. Hasil
tes menunjukkan adanya 5 siswa dengan nilai di bawah rata-rata kelas yang akan
diberikan materi tambahan, 15 siswa dengan nilai rata-rata kelas yang akan
diajar oleh guru sesuai fasenya, dan 10 siswa dengan nilai di atas rata-rata
kelas yang akan mendapatkan pembelajaran dengan pengayaan.
Contoh Tes Diagnostik SMA:
Pada 6 Maret 2023, siswa kelas X SMA Negeri 1 mengikuti tes
diagnostik untuk mata pelajaran Matematika melalui website. Tes ini terdiri
dari 10 soal pilihan ganda. Hasil tes menunjukkan adanya 10 siswa dengan nilai
rata-rata kelas yang akan diajarkan oleh guru sesuai fasenya, 5 siswa dengan
nilai di bawah rata-rata kelas yang memerlukan materi tambahan, dan 15 siswa
dengan nilai di atas rata-rata kelas yang akan mendapatkan pembelajaran dengan
pengayaan.
Itulah pembahasan mengenai tes diagnostik. Semoga dapat
membantu Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan tes diagnostik untuk peserta didik.
Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya!
0 Comments
Posting Komentar